Sleman, Yogyakarta — Memasuki tahun 2025, Titi Orchids kembali menghadirkan inovasi dalam pelestarian anggrek dengan meluncurkan program “Adopsi Anggrek”, sebuah inisiatif yang memungkinkan masyarakat berpartisipasi langsung dalam perawatan dan pelestarian anggrek langka, terutama varietas Vanda Tricolor khas lereng Merapi. Program ini resmi diperkenalkan pada Sabtu, 15 Februari 2025, di rumah kaca utama Titi Orchids, Harjobinangun, Pakem, Sleman.

Pendiri Titi Orchids, Ibu Titi, menjelaskan bahwa ide program ini lahir dari keinginan untuk melibatkan lebih banyak orang dalam upaya konservasi. “Banyak orang menyukai anggrek, tetapi tidak punya waktu atau fasilitas untuk merawatnya. Melalui program adopsi, mereka bisa membantu menjaga kelestarian anggrek sambil mendapatkan pembaruan perkembangan tanaman yang mereka dukung,” ujarnya.

Program “Adopsi Anggrek” bekerja dengan sistem sederhana. Masyarakat dapat memilih jenis anggrek yang ingin diadopsi dari katalog yang disediakan Titi Orchids. Setiap anggrek yang diadopsi akan dirawat oleh tim ahli di rumah kaca, dan pemilik adopsi akan menerima laporan rutin berupa foto, catatan pertumbuhan, dan tips perawatan. Jika diinginkan, setelah masa adopsi berakhir, anggrek dapat dikirim ke rumah pemilik atau tetap dibiarkan di rumah kaca untuk dirawat lebih lanjut.

Selain mendukung konservasi, program ini juga memiliki misi edukasi. Titi Orchids akan mengadakan sesi pelatihan daring bulanan bagi para pengadopsi, yang mencakup materi tentang perawatan, pembiakan, dan pencegahan penyakit pada anggrek. Dengan begitu, diharapkan peserta program tidak hanya menjadi donatur, tetapi juga teredukasi untuk menjadi pembudidaya mandiri di masa depan.

Kegiatan peluncuran program ini dihadiri oleh perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dan Dinas Lingkungan Hidup, yang memberikan apresiasi atas inovasi yang memadukan aspek lingkungan, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi. Menurut pihak dinas, program seperti ini dapat menjadi contoh bagaimana pelaku usaha hortikultura berkontribusi langsung pada pelestarian spesies sekaligus meningkatkan kesadaran publik.

Respon masyarakat terhadap program ini cukup positif. Dalam dua minggu masa pendaftaran awal, tercatat lebih dari 80 anggrek telah diadopsi oleh peserta dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada beberapa pengadopsi dari luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa minat terhadap anggrek Indonesia tidak hanya datang dari pasar lokal, tetapi juga memiliki potensi untuk diperluas ke pasar global.

Melalui program “Adopsi Anggrek”, Titi Orchids berharap dapat menambah jumlah anggrek yang dibudidayakan secara berkelanjutan dan mengurangi tekanan terhadap habitat alami yang semakin terancam. Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi gerakan bersama, di mana setiap individu memiliki peran nyata dalam menjaga kekayaan flora Indonesia. “Kami ingin semua orang merasakan bahwa mereka punya bagian dalam cerita kelestarian anggrek, walaupun dari jarak jauh,” tutup Ibu Titi.